Memuat...
04 September 2014 20:34

Sektor Domestik dan Pendidikan Rendah Masih Mendominasi Penempatan BMI 2014

Kondisi penempatan Buruh Migran Indonesia (BMI) ke luar negeri hingga tahun 2014 masih belum mengalami perubahan yang berarti. Pekerja di sektor domestik (Penata Laksana Rumah Tangga/ PLRT) masih menempatai urutan nomor satu dalam penempatan BMI ke luar negeri. Menurut data yang dibuat Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) per 31 Juli 2014, jumlah PLRT (domestic worker) yang dikirim ke negara penempatan mencapai 76.050.

Posisi kedua dalam proses penempatan BMI, ditempati oleh sektor perawat (caretaker). Sedangkan posisi ketiga, ditempati oleh sektor pekerja perkebunan. Perbandingan jumlah pekerja antara sektor PLRT dengan perawat dan perkebunan pun sangat jauh. Jumlah perawat yang dikirim ke luar negeri hanya 28.302, dan jumlah pekerja perkebunan yang dikirim ke luar negeri adalah 25.767.

Berdasarkan perbandingan tesebut, maka jelas bahwa sektor PLRT masih mendominasi pengiriman BMI ke luar negeri. Namun parahnya, data itu rupanya juga berbanding lurus dengan rendahnya tingkat pendidikan BMI yang dikirim ke luar negeri. Tingkat pendidikan BMI di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Dasar (SD) adalah paling banyak.

Bila PPTKIS/ PJTKI selama ini selalu berdalih bahwa tingkat pendidikan bukanlah penghalang hak seseorang untuk bekerja di luar negeri, maka seharusnya mereka juga menyediakan balai latihan yang memadai. Namun sayangnya, kebanyakan PPTKIS masih belum menyediakan balai latihan yang bisa mendukung peningkatan ketrampilan BMI.

Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pengulas anonim (yang juga BMI) pada PT. El Karim Makmur Sentosa, bahwa dirinya hanya belajar bahasa di PJTKI saja dengan tenaga pengajar yang tidak baik. Akun tersebut juga mengungkapkan bahwa bahasa yang diajarkan dengan bahasa yang diterapkan di negara tempat kerjanya berbeda jauh.

Komentar

Tidak ditemukan hasil.