Tanda Tangan Kontrak Kerja di Kertas Kosong Bermaterai

Menjadi BMI di Taiwan, saya berangkat melalui PT Surya Pasific Jaya. PT yang terletak di Sidoarjo ini lumayan besar, dengan luas lahan hampir satu hektar. Tempat penampungannya juga luas. Secara fisik, PT ini mempunyai beberapa bangunan. Bangunan utama untuk kantor, asrama dan blk. Gedung sekolah 2 tingkat, dengan beberapa kelas bahasa (mandarin, kanton, inggris) dan 2 laboratorium. Sayangnya lab ini hanya digunakan ketika ujian dan penilik datang. Kamar mandi pun juga memadai, ada hampir 150 kamar mandi, meski yang boleh dipakai hanya separuhnya. Fasilitas yang lain adalah mushola dan kantin (dengan harga yang jauh lebih mahal dari harga standart). Untuk fasilitas fisik, memang terbilang lengkap. Tapi untuk urusan perut, kami harus terima makan ala kadarnya. Beras pun yang dimasak adalah beras bulog yang banyak kutu dan sudah apek. Tapi kemudian sedikit diperbaiki setelah ada inspeksi mendadak dari BNP2TKI.
Setiap pagi dan sore hari, kami dibreafing oleh ibu asrama. Dalam setiap breafing-nya, ibu asrama selalu menekankan bahwa kami ini adalah pembantu, "keset"nya majikan jadi gak usah neko-neko, yang penting kerja cariduit. "Gak usahlah ikut organisasi atau semacamnya. Gak usah ikut-ikutan yang gak bener."
Setiap satu kali dalam seminggu, kami juga dibreafing oleh staf kantor. Isinya kurang lebih sama dengan ibu asrama. Kami mendapat sedikit pengetahuan tambahan ketika penilik datang, biasanya dari BNP2TKI. Tapi sangat sedikit yang menyinggung UU di negara penempatan. Lebih banyak mereka menceritakan prestasi dari BNP2TKI.
Untuk soal kontrak kerja, kami tidak tahu apa isinya. Karna kami disuruh tanda tangan diatas kertas kosong yang sudah bermaterai. Untuk sóal gaji, tidak ada yang underpay di PT ini. Gaji sudah sesuai standart yg ditentukan.
Selama di PT kami dilarang untuk keluar dari penampungan. Jika pun ingin membeli sesuatu dan itu tidak ada di kantin, pak satpam yang akan membelikannya. Kami juga tidak diperbolehkan cuti jika PK belum turun. Yang diperbolehkan pulang-pergi atau ngekos di luar, hanya mereka yang ex BMI. Ketatnya peraturan asrama, menjadi tekanan bagi teman-teman yang tidak terbiasa dengan aturan asrama. Selama 4 bulan di sana, terhitung beberapa kali teman yang melarikan diri. Entah ketika UKOM, PAP atau memanjat tembok. Di asrama kami diharuskan memberi hormat kepada para staf. Feodalisme sangat kental sekali di sini.

Penilaian keseluruhan

Penilaian