Ketidakpuasanku

Sebagai CTKI eks Taiwan, saya hanya tinggal selama satu bulan di PJTKI. Di awal kedatangan, saya sudah mendapat teguran, karena dianggap kurang sopan kepada salah satu staf, hanya dikarenakan saya lupa mengucapkan kata “maaf“ di awal pembicaraan.
Ketatnya setiap peraturan-peraturan membuat kami serasa hidup dalam jeruji besi. Bahkan ada sebagian dari kami yang memilih kabur, karena merasa tidak betah. Tempat tidur yang banyak kutunya, membuat kami tidak nyaman dalam beristirahat. Seperti halnya saya yang sangat alergi oleh gigitan serangga maupun kutu tak pernah punya rasa nyaman sedikitpun.
Panasnya cuaca yang disebabkan oleh terbatasnya persediaan kipas angin, dan gatalnya gigitan serangga, saya lebih merasa nyaman tidur dilantai tanpa alas. Namun salah satu dari kami, yang disebut sebagai KU (kepala ruang) menjelaskan, nanti bila ada pemeriksaan dari Ibu Asrama akan mendapatkan hukuman. Sungguh sangat memprihatinkan.
Dan yang lebih menyedihkan lagi, apabila kami melakukan sedikit kesalahan kami akan mendapat hukuman, yaitu dijemur dibawah terik matahari di siang bolong kota Jakarta yang sangat menyengat seakan membakar kulit tubuh.
Waktu belajar yang sangat panjang membuat kami kurang beristirahat, padahal dari kami yang tinggal di penampungan kebanyakan kurang mendapat asupan gizi. Dengan tidak seimbangnya kekebalan tubuh membuat seseorang mudah terserang penyakit.
Persediaan air minum yang kurang bersih dan berwarna kuning, apabila diminum tenggorokan terasa sakit.
Makanan yang dikonsumsi setiap hari, bagi saya sudah termasuk memenuhi syarat meski bukan tergolong makanan yang cukup bergizi.
Kondisi kamar mandi dengan tolet yang sering meluap, membuat seluruh ruangan berbau tak sedap dan sangat mengganggu aktivitas.Demikian ulasan dari saya, semoga jeritan kami para “Pahlawan Devisa“ didengar oleh seluruh lapisan masyarat. Dan semangat juang kami yang tak kenal lelah, meski kami dihina dan direndahkan. Hidup “Pahlawan Devisa“.

Penilaian keseluruhan

Penilaian